Komplikasi Kanker Serviks
Komplikasi bisa muncul akibat dari pengobatan atau karena stadium kanker serviks yang sudah pada tahap akhir.
Efek Samping Pengobatan Kanker Serviks
Pengobatan kanker serviks berisiko menyebabkan beberapa efek samping yang dihadapi oleh penderita.
Mengalami menopause dini
Menopause adalah kondisi saat ovarium berhenti memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Kondisi ini biasanya terjadi pada wanita sekitar umur 50 tahun. Menopause dini bisa terjadi jika ovarium diangkat melalui operasi atau bisa juga karena ovarium rusak akibat efek samping radioterapi. Beberapa gejala yang bisa muncul akibat kondisi ini adalah:
- Vagina kering.
- Menstruasi berhenti atau tidak teratur.
- Kehilangan selera seksual.
- Sensasi rasa panas dan berkeringat (hot flushes).
- Berkeringat berlebihan, meski di malam hari.
- Kehilangan kontrol sehingga buang air kecil tanpa disengaja saat batuk atau bersin; kondisi ini dikenal sebagai inkontinensia stres.
- Penipisan tulang yang bisa menyebabkan osteoporosis atau tulang rapuh.
Ada beberapa obat-obatan yang bisa mengatasi gejala ini dengan efek merangsang produksi estrogen dan progesteron. Pengobatan ini disebut sebagai terapi penggantian hormon.
Terjadinya penyempitan vagina
Pengobatan dengan radioterapi pada kanker serviks sering kali menyebabkan penyempitan vagina. Hubungan seks bisa terasa sangat menyakitkan dan sulit. Terdapat dua pilihan pengobatan untuk ini. Pertama, mengoleskan krim hormon pada vagina untuk meningkatkan kelembapan pada vagina dan hubungan seks menjadi lebih mudah.
Yang kedua adalah dengan memakai vaginal dilator. Vaginal dilator bisa terbuat dari plastik, karet, atau kaca yang halus. Bentuknya seperti tabung dengan ukuran dan berat yang berbeda-beda. Alat ini berfungsi untuk mengembalikan fleksibilitas vagina. Alat ini akan membuat jaringan vagina menjadi elastis dan hubungan seks akan terasa lebih nyaman.
Disarankan memakai vaginal dilator selama lima sampai 10 menit secara teratur selama enam bulan sampai satu tahun.
Banyak wanita yang merasa malu membicarakan tentang alat ini. Tapi ini penanganan yang cukup dikenal untuk masalah penyempitan vagina. Tanyakan pada dokter tentang alat ini.
Munculnya limfedema atau penumpukan cairan tubuh
Limfedema adalah pembengkakan yang umumnya muncul pada tangan atau kaki karena sistem limfatik yang terhalang. Sistem limfatik adalah bagian penting dari sistem kekebalan dan sistem sirkulasi tubuh.
Sistem limfatik mungkin tidak berfungsi dengan normal jika nodus limfa diangkat dari panggul Anda. Salah satu fungsi sistem limfatik adalah membuang cairan berlebihan dari dalam jaringan tubuh. Gangguan pada sistem ini bisa menyebabkan penimbunan cairan pada organ tubuh. Penimbunan inilah yang menyebabkan pembengkakan.
Pada penderita kanker serviks, biasanya terjadi pada bagian kaki. Untuk mengurangi pembengkakan, bisa dilakukan latihan dan teknik pemijatan khusus. Perban atau kain pembalut khusus juga bisa membantu.
Dampak emosional pada penderita
Secara emosi, menderita kanker serviks bisa sangat melelahkan. Misalnya pasien merasa sedih saat didiagnosis dan merasa senang setelah kanker diangkat. Tapi pasien kembali merasa sedih saat menghadapi efek samping pengobatan. Hal ini yang bisa memicu terjadinya depresi. Tanda-tanda depresi adalah merasa sedih, putus harapan, dan tidak menikmati hal-hal yang biasanya disukai.
Tanyakan kepada dokter mengenai hal ini. Ada beberapa obat-obatan antidepresan yang bisa diterapkan. Terapi perilaku kognitif (CBT), berfokus pada bagaimana pikiran dan keyakinan bisa memengaruhi cara Anda merasakan dan menghadapi masalah. Anda bisa mencari informasi tentang kelompok dukungan kanker serviks di rumah sakit atau menanyakan pada Yayasan Kanker Indonesia.
Dampak Kanker Serviks Stadium Lanjut
Rasa sakit akibat penyebaran kanker
Rasa sakit yang parah akan muncul ketika kanker sudah menyebar ke saraf, tulang, atau otot. Tapi beberapa obat pereda rasa sakit biasanya bisa dipakai untuk mengendalikan rasa sakit itu. Obat-obatan yang dipakai mulai dari parasetamol, obat anti inflamasi non-steroid atau NSAIDs, hingga morfin. Semua tergantung pada tingkat rasa sakit yang dirasakan.
Jika pereda rasa sakit tidak banyak membantu, tanyakan obat yang mungkin memiliki efek lebih kuat. Radioterapi jangka pendek juga efektif untuk mengendalikan rasa sakit.
Pendarahan berlebih
Pendarahan berlebih bisa terjadi jika kanker menyebar hingga ke vagina, usus, atau kandung kemih. Pendarahan bisa muncul di rektum atau di vagina. Bisa juga terjadi pendarahan saat buang air kecil. Pendarahan berlebihan bisa ditangani dengan kombinasi obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah. Obat ini bisa menghalangi aliran darah.
Pendarahan kecil bisa ditangani dengan obat bernama asam traneksamat. Obat ini membuat darah menggumpal sehingga dapat menghentikan pendarahan. Radioterapi juga efektif dalam menghentikan pendarahan karena kanker.
Penggumpalan darah setelah pengobatan
Seperti kanker lainnya, kanker serviks bisa membuat darah menjadi lebih ‘lengket’ atau ‘kental’ dan cenderung membentuk gumpalan. Risiko penggumpalan darah juga meningkat setelah menjalani kemoterapi dan istirahat pasca operasi. Munculnya tumor yang besar bisa menekan pembuluh darah pada panggul. Hal inilah yang memperlambat aliran darah dan akhirnya mengakibatkan penggumpalan di kaki. Gejala terjadinya penggumpalan darah pada kaki antara lain:
- Sakit yang terasa sangat dalam di area kaki yang terkait.
- Rasa sakit dan pembengkakan di salah satu bagian kaki, biasanya pada betis.
- Kulit memerah, terutama pada bagian belakang kaki di bawah lutut.
- Pada bagian yang terjadi penggumpalan, kulit akan terasa hangat.
Yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya pulmonary embolism atau emboli parukarena akibatnya bisa sangat fatal. Emboli paru adalah penggumpalan darah dari pembuluh darah di kaki bergerak ke paru-paru dan menghalangi pasokan darah ke paru-paru. Penggumpalan darah di kaki ini bisa ditangani dengan kombinasi obat-obatan pengencer darah, misalnya obat-obatan jenis heparin atau warfarin. Semacam stocking juga akan dibalutkan ke kaki karena bisa membantu memperlancar peredaran darah ke seluruh tubuh.
Ginjal berfungsi membuang materi limbah dari dalam tubuh. Limbah ini dibuang melalui urin melewati saluran yang disebut ureter. Tes darah sederhana bisa dilakukan untuk mengawasi kinerja ginjal. Tes darah ini biasanya disebut sebagai tingkat serum kreatinin.
Pada beberapa kasus kanker serviks lanjutan, kanker bisa menekan ureter. Ini menyebabkan terhalangnya aliran urin untuk keluar dari ginjal. Terkumpulnya urin di ginjal lebih dikenal dengan istilah hidronefrosis. Kondisi ini bisa menyebabkan ginjal membengkak dan meregang. Hidronefrosis parah bisa merusak ginjal sehingga kehilangan seluruh fungsinya. Kondisi inilah yang disebut sebagai gagal ginjal.
Pengobatan untuk gagal ginjal adalah dengan mengeluarkan semua urin yang terkumpul di ginjal. Pipa akan dimasukkan melalui kulit dan ke dalam tiap ginjal, dikenal sebagai nefrostomi perkutan. Pilihan pengobatan lain adalah memperlebar kedua saluran ureter. Ini dilakukan dengan cara memasukkan pipa besi kecil atau stent ke dalam ureter.
Beberapa gejala yang muncul akibat gagal ginjal bisa sangat beragam, yaitu:
- Sesak napas.
- Kelelahan.
- Mual.
- Pembengkakan pada pergelangan, tangan atau kaki karena penimbunan cairan.
- Darah dalam urin.
Produksi cairan vagina yang tidak normal
Cairan vagina bisa berbau aneh dan tidak sedap akibat dari kanker serviks stadium lanjutan. Cairan yang keluar bisa muncul karena beberapa alasan, yaitu:
- Kerusakan pada jaringan sel-sel.
- Kerusakan pada kandung kemih atau usus sehingga terjadi kebocoran isi organ-organ tersebut yang keluar melalui vagina.
- Karena infeksi bakteri pada organ vagina.
- Pengobatan untuk kelainan cairan vagina ini menggunakan gel antibakteri yang mengandung metronidazole. Bisa juga dengan cara memakai baju yang mengandung zat arang (karbon). Karbon adalah senyawa kimia yang sangat efektif untuk menyerap bau yang tidak sedap.
Fistula
Fistula adalah terbentuknya sambungan atau saluran abnormal antara dua bagian dari tubuh. Pada kasus kanker serviks, fistula bisa terbentuk antara kandung kemih dan vagina. Ini bisa mengakibatkan pengeluaran cairan tanpa henti dari vagina. Terkadang fistula bisa terjadi antara vagina dan rektum. Fistula termasuk komplikasi yang tidak umum. Hanya terjadi pada 2 persen kasus kanker serviks lanjutan.
Untuk memperbaiki fistula, biasanya perlu dilakukan operasi. Tapi ini sering kali tidak mungkin dilakukan pada wanita dengan kanker serviks lanjut karena kondisi mereka yang sudah sangat lemah. Jika operasi tidak memungkinkan, krim dan pelembap bisa digunakan untuk mengurangi pengeluaran cairan. Ini juga bertujuan untuk melindungi vagina dan jaringan di sekitarnya agar tidak rusak dan terjadi iritasi.
Perawatan Paliatif
Perawatan paliatif bisa menjadi alternatif jika pasien tidak ingin mendapatkan perawatan kanker. Perawatan ini bertujuan untuk mengendalikan gejala-gejala akibat kanker dan membuat Anda merasa lebih nyaman. Tanyakan pada dokter agar Anda paham dengan apa yang akan terjadi.