Pengertian Osteoporosis

Turunnya kepadatan tulang merupakan salah satu bentuk dari proses penuaan tubuh. Osteoporosis adalah kondisi saat kualitas kepadatan tulang menurun. Kondisi ini membuat tulang menjadi keropos dan rentan retak.

Penderita Osteoporosis di Indonesia

Di Indonesia, sebanyak 23 persen wanita berusia 50-80 tahun dan 53 persen wanita berusia 70-80 tahun mengidap osteoporosis. Risiko wanita mengidap osteoporosis 4 kali lebih besar dibandingkan dengan risiko pada pria.
Osteoporosis-Alodokter
Meski umumnya osteoporosis dialami oleh wanita yang telah memasuki masamenopause, osteoporosis juga dapat memengaruhi pria, wanita yang  berusia muda, dan anak-anak. Kekurangan kalsium diperkirakan menjadi penyebab banyak kasus osteoporosis di Indonesia.

Apa Saja Gejala Osteoporosis?

Umumnya tidak ada tanda-tanda terjadinya osteoporosis di awal masa menurunnya kepadatan tulang. Namun beberapa kondisi berikut dapat menjadi gejala terjadinya osteoporosis: sakit punggung, postur tubuh bungkuk, menurunnya tinggi badan, lebih sering mengalami cedera/keretakan tulang.
Berkurangnya kepadatan akan membuat tulang rentan untuk retak. Keretakan biasanya terjadi pada tulang belakang, pergelangan tangan, lengan, atau tulang pangkal paha.

Faktor Risiko Berkembangnya Osteoporosis

Tulang Anda terus beregenerasi dari waktu ke waktu. Ini berarti tulang yang telah rapuh akan terganti dengan tulang baru. Saat masih kanak-kanak, tulang kita tumbuh dan mampu memperbarui diri dengan cepat.
Pada rentang usia 16-18 tahun, tulang perlahan-lahan akan berhenti tumbuh, sementara massa tulang akan terus bertambah hingga usia akhir 20-an. Namun proses ini melambat seiring dengan pertambahan usia manusia. Secara perlahan, kepadatan tulang akan makin berkurang dan proses ini dimulai sekitar umur 35 tahun.
Di Indonesia, kurangnya konsumsi makanan yang mengandung kalsium menjadipenyebab utama meningkatnya jumlah pengidap osteoporosis di Indonesia.
Berikut ini adalah beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko berkembangnya osteoporosis:
  • Riwayat penyakit anggota keluarga yang mengidap osteoporosis
  • Sering mengonsumsi minuman keras dan merokok
  • Penyakit yang menyerang kelenjar yang memproduksi hormon, seperti  kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme)
  • Malabsorpsi (ketidakmampuan usus untuk menyerap nutrisi di dalam makanan)
  • Pemakaian obat-obatan dalam jangka panjang yang memengaruhi kekuatan tulang atau kadar hormon, seperti konsumsi prednisolon

Memeriksa Kepadatan Tulang Menggunakan DEXA Scan

Untuk mendiagnosis terjadinya osteoporosis, Anda perlu menjalani tes untuk memeriksa kepadatan tulang. Dual energy X-ray absorptiometry/DEXA scan adalah pemeriksaan paling umum untuk memperkirakan risiko keretakan tulang. Prosedur ini tidak memerlukan banyak waktu dan tidak menyebabkan rasa sakit.

Mengurangi Risiko Terkena Osteoporosis 

Semua orang dapat menjaga tulang mereka tetap sehat dan mengurangi risiko mengidap osteoporosis. Anda bisa mulai dengan menerapkan pola makan sehat disertai dengan melakukan olahraga secara teratur. Mulailah kurangi merokok hingga benar-benar menghindarinya dan kurangi mengonsumsi minuman keras.

Mencegah Keretakan Tulang

Pengidap osteoporosis umumnya disarankan untuk mengonsumsi obat-obatan demimencegah keretakan tulang. Pilihan jenis pengobatan osteoporosis yang diberikan tergantung kepada tingkat risiko keretakan tulang Anda. Hal ini didasarkan pada sejumlah data seperti hasil pemeriksaan DEXA dan usia Anda.
Bagi Anda yang telah didiagnosis mengidap osteoporosis, penting untuk menjaga diri agar tidak mengalami cedera atau mengalami keretakan tulang. Pengidap yang telah lanjut usia disarankan untuk menjalani pemeriksaan penglihatan dan pendengaran secara teratur. Ciptakan rumah dan lingkungan yang aman dengan memindahkan perabot yang membuat Anda berisiko untuk jatuh, terantuk, atau terbentur.
Jika Anda telah mengalami keretakan tulang, terdapat beberapa cara yang dapat membantu Anda untuk pulih. Misalnya perawatan dengan mandi air hangat atau mengompres kantong-kantong pendingin. Relaksasi juga bisa membantu proses pemulihan.
Tanyakan kepada dokter tentang cara menjalani hidup dengan osteoporosis dalam jangka panjang. Selain itu cobalah untuk bertukar pikiran dengan konselor terlatih, psikolog, atau penderita lain.
Copyright © 2014 MAKELAR ILMU KESEHATAN