Pengertian Flu

Semua orang pasti pernah mengidap flu. Penyakit ini terjadi akibat infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan.
Masa inkubasi flu termasuk singkat. Anda akan mengalami gejala hanya dalam beberapa hari setelah pertama kali terinfeksi. Masa di mana flu paling menular adalah sehari sebelum gejala muncul dan sekitar enam hari berikutnya.
alodokter-flu
Gejala-gejala flu yang biasa dirasakan penderita di antaranya adalah demamsakit kepala,batuk-batuk, pegal-pegal, kehilangan nafsu makan, serta sakit tenggorokan. Gejala flu akan bertambah parah selama 2-4 hari sebelum akhirnya membaik dan sembuh.
Banyak yang mengira flu sama dengan pilek karena kemiripannya, tetapi anggapan ini tidak tepat. Flu cenderung memiliki masa inkubasi yang lebih singkat dengan gejala yang lebih parah sehingga dapat menghambat rutinitas penderita. Sedangkan pilek umumnya muncul secara bertahap dengan gejala yang lebih ringan sehingga tidak terlalu memengaruhi rutinitas penderita.

Langkah Pengobatan Untuk Flu

Anda biasanya tidak membutuhkan penanganan medis karena penyakit ini umumnya sembuh sendiri. Beberapa langkah pengobatan yang bisa dilakukan adalah istirahat yang cukup, banyak minum, serta menjaga tubuh agar tetap hangat.
Anda juga dapat meminum parasetamol atau ibuprofen untuk menurunkan demam serta mengurangi rasa sakit dan pegal. Anda tidak dianjurkan mengonsumsi antibiotik karena obat ini berfungsi untuk membunuh bakteri sedangkan flu disebabkan oleh virus.

Komplikasi Akibat Flu

Flu jarang menyebabkan komplikasi serius, tetapi ada beberapa kelompok orang yang sebaiknya berwaspada karena memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi. Di antaranya:
  • Anak-anak.
  • Ibu hamil.
  • Penderita penyakit serius atau kronis seperti gagal jantung, penyakit paru-paru, ataudiabetes.
  • Orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun seperti penderita kanker dan HIV.

Langkah Pencegahan Flu

Penyebaran virus flu umumnya melalui bersin dan batuk dari penderita atau dari benda yang pernah disentuh penderita. Langkah utama untuk mencegah penyakit ini adalah dengan menjaga kebersihan. Jangan lupa untuk mencuci tangan sebelum makan. Bagi pengguna kendaraan umum, disarankan untuk memakai masker saat bepergian.
Langkah pencegahan lainnya adalah dengan vaksinasi. Tetapi cara ini hanya dianjurkan bagi mereka yang lebih rentan mengalami komplikasi flu.

Pengertian Kejang

Semua gerakan kita dikendalikan oleh otak yang mengirim sinyal-sinyal listrik melalui saraf ke otot. Jika sinyal dari otak mengalami gangguan atau terjadi keabnormalan, otot-otot tubuh dapat berkontraksi secara tidak terkendali. Itulah yang terjadi saat tubuh mengalami kejang.
alodokter-kejang
Tiap orang mengalami gejala kejang yang berbeda-beda. Perbedaan ini umumnya tergantung pada bagian otak yang mengalami gangguan. Beberapa gejala yang dapat muncul secara tiba-tiba meliputi:
  • Kehilangan kesadaran untuk sesaat dan merasa bingung ketika sadar karena tidak ingat apa yang terjadi.
  • Perubahan gerakan bola mata.
  • Mengiler atau mulut berbusa.
  • Perubahan suasana hati, misalnya mendadak marah atau panik.
  • Gemetaran di seluruh tubuh.
  • Tiba-tiba jatuh.
  • Mulut terasa pahit atau ada sensasi rasa logam pada mulut.
  • Kejang otot yang disertai gerakan-gerakan ritmis pada lengan dan kaki.
Sebagian penderita kejang kadang-kadang juga mengalami sensasi aura, yaitu indikasi peringatan sebelum terjadi kejang. Tanda-tanda ini dapat berupa kejanggalan yang dirasakan pada tubuh, mencium aroma tertentu, atau mengecap rasa tertentu.
Pada lain sisi, terdapat sebagian penderita yang hanya mengalami tangan gemetar dan tanpa kehilangan kesadaran. Bahkan terkadang ada yang kehilangan kesadaran dan terlihat seperti bengong untuk sesaat, tapi tanpa mengalami gemetaran. Itulah kenapa kondisi kejang-kejang kadang sulit terdeteksi.
Durasi kejang juga tidak sama pada tiap penderita. Ada yang mengalaminya selama beberapa detik atau beberapa menit. Yang terpenting segera bawa penderita ke rumah sakit untuk menjalani penanganan darurat, terutama jika:
  • Ini adalah kejang pertama yang dialami penderita.
  • Penderita tidak sadarkan diri selama lebih dari 10 menit.
  • Durasi kejang melebihi lima menit.
  • Kejang kembali terulang.

Faktor-faktor Pemicu Kejang

Penyebab utama kejang adalah adanya gangguan pada aktivitas sinyal listrik dalam otak. Sekitar satu dari sepuluh orang yang mengalami kejang memiliki kondisi medis tertentu.
Pemicu utama gejala ini adalah epilepsi, tapi masih ada faktor-faktor lain yang mungkin dapat menyebabkan gejala ini. Di antaranya:
  • Akibat cidera, misalnya luka di kepala.
  • Pengaruh kondisi kesehatan tertentu, seperti demam (terutama pada anak-anak), gula darah yang rendah, meningitis, eklamsia, atau stroke.
  • Pengaruh obat-obatan, misalnya tramadol atau baclofen.
  • Pola hidup yang buruk, misalnya terlalu banyak mengonsumsi minuman keras atau obat-obatan terlarang. Gejala putus obat atau alkohol dapat memicu kejang.
  • Racun akibat gigitan hewan, misalnya ular.
Meski demikian, ada juga kejang yang terjadi tanpa akibat yang jelas. Kondisi ini disebut kejang idiopatik dan dapat terjadi pada semua umur. Tetapi umumnya dialami oleh anak-anak dan remaja.

Langkah Penanganan Untuk Kejang

Hampir semua penderita kejang akan sembuh dengan sendirinya tanpa penanganan khusus. Tetapi selama mengalami reaksi otot yang tidak terkendali, penderita mungkin saja dapat terluka.
Tujuan utama penanganan kejang adalah untuk mencegah cidera pada penderitanya. Beberapa langkah sederhana yang bisa diambil meliputi:
  • Baringkan penderita agar tidak jatuh, tapi jangan memindahkannya.
  • Letakkan alas yang empuk di bawah kepala penderita, misalnya bantal atau jaket, jika memungkinkan.
  • Jangan memasukkan sesuatu dalam mulut penderita, misalnya sendok atau jari.
  • Jauhkan benda-benda berbahaya dari penderita, misalnya benda tajam.
  • Jangan memakai kekerasan untuk menahan gerakan penderita.
  • Longgarkan pakaian yang ketat, terutama di sekitar leher penderita.
  • Miringkan kepala penderita. Posisi ini akan mencegah penderita untuk menelan muntahnya jika dia muntah.
  • Hindari menyuapi penderita dengan apa pun sebelum kejang berhenti dan sepenuhnya sadar.
  • Temani penderita sampai kejangnya berhenti atau sampai petugas medis datang.
Setelah kejang berhenti, pastikan Anda memeriksa pernapasan penderita, memberikan napas buatan jika dibutuhkan, memantau tanda-tanda vital penderita (misalnya detak jantung), serta mencatat durasi kejang yang terjadi.
Khusus untuk bayi atau anak-anak yang mengalami kejang karena demam, jangan dimandikan dengan air dingin. Gunakanlah air hangat sebagai kompres untuk mendinginkan tubuh mereka secara perlahan-lahan. Lalu Anda dapat memberikan parasetamol setelah kejang berhenti.

Kejang dan Epilepsi

Anak-anak maupun orang dewasa yang pernah mengalami kejang dianjurkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Langkah ini diambil untuk mendiagnosis kemungkinan epilepsi. Dengan demikian, pengobatan sedini mungkin bisa dilakukan jika positif terdiagnosis epilepsi.

Pengertian Tukak Lambung

Tukak lambung adalah luka yang muncul pada dinding lambung akibat terkikisnya lapisan dinding lambung. Luka ini juga berpotensi muncul pada dinding bagian pertama usus kecil (duodenum) serta kerongkongan (esofagus).
Penyakit ini dapat menyerang semua orang pada segala umur. Meski begitu, lansia di atas 60 tahun memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya.
alodokter-tukak-lambung

Gejala-gejala Tukak Lambung

Gejala utama yang akan Anda rasakan jika mengalami tukak lambung adalah nyeri atau perih pada perut. Rasa sakit tersebut muncul karena terjadinya iritasi akibat asam lambung yang membasahi luka. Gejala ini biasanya berupa rasa nyeri yang:
  • Menyebar ke leher, pusar, hingga punggung.
  • Muncul pada malam hari.
  • Terasa makin parah saat perut kosong.
  • Umumnya berkurang untuk sementara jika Anda makan atau mengonsumsi obat penurun asam lambung.
  • Hilang lalu kambuh beberapa hari atau minggu kemudian.
Di samping nyeri pada perut, ada beberapa gejala lain yang mungkin Anda alami, di antaranya nyeri ulu hati, tidak nafsu makan, mual, serta gangguan pencernaan.
Jika Anda merasakan gejala-gejala tersebut, periksakan diri Anda ke dokter. Meski demikian, tukak lambung terkadang tidak menyebabkan gejala apa pun sampai akhirnya terjadi komplikasi.
Oleh sebab itu, Anda sebaiknya waspada dan segera ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan darurat jika mengalami muntah darah, tinja dengan darah atau berwarna hitam, serta sakit perut menusuk yang muncul tiba-tiba dan terus bertambah parah. Gejala-gejala tersebut mengindikasikan terjadinya pendarahan pada lambung.

Penyebab Tukak Lambung

Dinding lambung biasanya dilapisi selaput yang melindunginya dari asam lambung. Peningkatan kadar asam lambung atau penipisan selaput pelindung lambung berpotensi memicu munculnya tukak lambung.
Penyebab umum yang dapat menurunkan perlindungan dinding lambung terhadap asam lambung meliputi infeksi bakteri Helicobacter pylori dan penggunaan obat anti inflamasi non-steroid. Ibuprofen, aspirin, atau diclofenac adalah beberapa contoh obat anti inflamasi non-steroid yang sering digunakan.
Infeksi akibat bakteri H. pylori termasuk kondisi yang umum dan sering kali tidak disadari penderitanya. Sementara konsumsi obat anti inflamasi non-steroid yang sering atau berkepanjangan akan meningkatkan risiko tukak lambung, terutama bagi lansia.
Di samping bakteri dan obat, merokok dan konsumsi minuman keras juga dapat meningkatkan risiko tukak lambung. Rokok akan meningkatkan risiko tukak lambung pada orang yang sudah terinfeksi H. pylori. Kandungan alkohol dalam minuman keras juga dapat menipiskan selaput pelindung dinding lambung, sekaligus meningkatkan kadar asam lambung.
Banyak yang menganggap makanan pedas atau kondisi stres sebagai penyebab tukak lambung. Anggapan ini tidak benar. Makanan dan stres tidak menyebabkan tukak lambung, tapi dapat memperparah gejalanya.

Diagnosis Tukak Lambung

Pada tahap awal diagnosis, dokter akan menanyakan gejala-gejala yang dialami. Jika diduga mengidap tukak lambung, Anda akan dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan yang lebih mendetail. Pemeriksaan lanjutan tersebut meliputi endoskopi dan tes untuk memastikan ada atau tidak adanya bakteri H. pylori.
Jika dokter menduga tukak lambung muncul akibat bakteri dan pasien tidak pernah mengonsumsi obat anti inflamasi non-steroid, pemeriksaan bakteri kemungkinan akan dilakukan melalui tes darah, tes sampel tinja, atau tes pernapasan.
Endoskopi dilakukan dengan memasukkan kamera ke dalam lambung. Proses ini akan membantu dokter memeriksa dan memastikan keberadaaan luka pada dinding lambung secara langsung.
Pengambilan sampel jaringan juga mungkin sekaligus dilakukan dalam endoskopi. Sampel tersebut kemudian akan diuji guna mendeteksi keberadaan H. pylori.

Pengobatan Tukak Lambung

Langkah pengobatan untuk tiap pasien tentu tidak sama. Dokter menentukannya berdasarkan pada penyebab tukak lambung yang dialami pasien. Beberapa jenis obat yang umumnya akan digunakan untuk menangani tukak lambung meliputi:
  • Antibiotik. Tukak lambung yang disebabkan oleh bakteri H. pylori akan ditangani dengan kombinasi dari beberapa antibiotik. Amoxicillinmetronidazole danclarithromycin adalah contoh antibiotik yang biasanya diresepkan oleh dokter.
  • Penghambat pompa proton. Jika Anda mengidap tukak lambung yang disebabkan oleh obat anti inflamasi non-steroid, dokter akan menyarankan penggunaan penghambat pompa proton. Obat ini akan mengurangi kadar asam lambung dengan menghalangi kinerja sel-sel yang memproduksi asam lambung. Lansoprazole adalah jenis penghambat pompa proton yang sering digunakan.
  • Obat penghambat reseptor H2. Fungsi obat ini sama dengan penghambat pompa proton, yaitu menurunkan kadar asam lambung.
  • Antasida dan alginat. Antasida akan menetralisasi asam lambung untuk waktu singkat, sedangkan alginat akan melindungi dinding lambung. Karena itu, kedua obat ini diberikan untuk mengurangi rasa nyeri secara cepat sebelum obat-obatan lainnya mulai bekerja. Tetapi jika Anda menggunakan penghambat pompa proton atau ranitidin, Anda sebaiknya menunggu 1-2 jam sebelum mengonsumsi antasida dan alginat. Buah pisang juga dapat dikonsumsi sebagai alternatif jika Anda enggan menggunakan kedua obat ini.
Menangani penyebab tukak lambung dengan seksama akan menyembuhkan luka yang muncul sekaligus mencegah kekambuhannya. Untuk membantu proses penyembuhan serta menghindari gejala tukak lambung yang makin parah, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan. Langkah-langkah sederhana tersebut meliputi:
  • Membatasi konsumsi minuman keras. Kandungan alkoholnya dapat menyebabkan iritasi pada bagian lambung yang mengalami peradangan.
  • Berhenti merokok. Rokok dapat menghambat penyembuhan sekaligus meningkatkan risiko tukak lambung.
  • Mengurangi konsumsi teh dan kopi karena keduanya dapat meningkatkan kadar asam lambung.
  • Mengonsumsi produk berbahan dasar susu, seperti keju. Para pakar menduga bahwa susu dapat melindungi lambung dan menetralisasi dampak asam lambung.
  • Menghindari konsumsi makanan pedas atau berlemak.
  • Makan dengan porsi kecil, tapi lebih sering. Langkah ini berguna untuk menurunkan penumpukan asam lambung.
  • Miliki berat badan yang sehat dan ideal.
Bagi pasien tukak lambung yang disebabkan oleh obat anti inflamasi non-steroid, sebaiknya menghindari atau mewaspadai penggunaan obat ini di kemudian hari. Jika kondisi kesehatan Anda menuntut Anda untuk tetap menggunakannya, diskusikanlah metode penerapan terbaik dengan dokter agar terhindari dari risiko tukak lambung.

Komplikasi Tukak Lambung

Komplikasi akibat tukak lambung memang jarang dialami pasien, tapi tetap dapat muncul terutama jika tidak ditangani secara tepat. Beberapa komplikasi tukak lambung yang berpotensi serius, meliputi:
  • Pendarahan dalam perut. Ini adalah komplikasi tukak lambung yang paling umum terjadi. Volume pendarahan bisa ringan atau parah hingga membutuhkan transfusi darah.
  • Peritonitis. Meski jarang terjadi, tukak lambung berpotensi melubangi dinding lambung atau usus dan menyebabkan infeksi serius dalam rongga perut. Komplikasi ini membutuhkan penanganan darurat di rumah sakit karena dapat berakibat fatal jika dibiarkan.
  • Terhalangnya pergerakan makanan dalam sistem pencernaan. Tukak lambung terkadang bisa bengkak atau membentuk jaringan parut yang dapat menyumbat saluran pencernaan sehingga makanan tidak bisa lewat. Komplikasi akan memicu gejala cepat kenyang, muntah-muntah, dan penurunan berat badan. Prosedur operasi mungkin dibutuhkan untuk menangani jaringan parut yang terbentuk.
Usia pasien serta penggunaan obat antiinflamasi non-steroid akan memengaruhi risiko seseorang untuk mengalami komplikasi tukak lambung. Lansia di atas 70 tahun merupakan penderita tukak lambung yang memiliki risiko komplikasi tertinggi.
Begitu juga dengan tukak lambung akibat konsumsi obat anti inflamasi non-steroid. Komplikasi pada jenis ini sering tidak menunjukkan gejala sehingga tidak disadari dan tidak bisa diobati. Diperkirakan terdapat sekitar dua persen di antara penderita tukak lambung akibat obat anti inflamasi non-steroid yang mengalami komplikasi.

Pencegahan Tukak Lambung

Terdapat beberapa langkah sederhana yang dapat kita lakukan agar terhindar dari risiko terkena tukak lambung. Di antaranya adalah:
  • Menjaga kebersihan, misalnya sering mencuci tangan dan memastikan makanan benar-benar matang sebelum mengonsumsinya. Langkah ini berguna untuk menghindari risiko infeksi. Beberapa penelitian membuktikan bahwa bakteri H. pyloriberpotensi menyebar melalui makanan dan air minum.
  • Berhati-hati dalam penggunaan obat anti inflamasi non-steroid agar tidak berlebihan.
  • Mengurangi atau berhenti merokok.
  • Menghindari konsumsi minuman beralkohol.

Pengertian Hernia

Hernia adalah penyakit yang terjadi saat ada organ dalam tubuh yang menekan dan mencuat lewat otot atau kondisi celah jaringan di sekitarnya yang melemah. Otot kita biasanya cukup kuat untuk menahan organ-organ tubuh sehingga tetap di lokasinya masing-masing. Melemahnya otot tersebut dapat mengakibatkan hernia.
alodokter-hernia

Apa Sajakah Jenis-jenis Hernia?

Letak kemunculan hernia terdapat di seluruh abdomen (daerah perut). Jenis-jenis hernia juga umumnya terbagi berdasarkan letaknya, yaitu:
  • Hernia femoralis yang terjadi saat ada jaringan lemak atau sebagian usus yang mencuat ke bagian atas paha bagian dalam atau ke selangkangan.
  • Hernia inguinalis yang terjadi saat ada sebagian usus yang menjulur dari abdomen bawah dan mencuat ke selangkangan.
  • Hernia umbilikus yang terjadi saat ada jaringan lemak atau sebagian usus menjulur keluar abdomen dan mencuat di dekat pusar.
  • Hernia insisi yang terjadi saat ada jaringan yang mencuat lewat luka operasi yang belum sembuh di abdomen.
  • Hernia hiatus yang terjadi saat ada bagian perut yang masuk lewat celah pada diafragma (sekat antara rongga dada dan rongga perut) dan mencuat ke rongga dada.
  • Hernia Spigelian yang terjadi saat ada sebagian usus menjulur dari abdomen pada otot perut bagian samping dan mencuat di bawah pusar.
  • Hernia epigastrik yang terjadi saat ada jaringan lemak yang mencuat keluar dari abdomen di antara pusar dan tulang dada bagian bawah.
  • Hernia otot yang terjadi saat ada sebagian otot yang mencuat pada abdomen. Jenis hernia ini juga dapat terjadi pada otot kaki akibat cedera berolahraga.
Hernia Inguinalis
Ini adalah jenis hernia yang paling umum terjadi. 75% kasus hernia merupakan jenis hernia inguinalis. Sekitar 25% pria akan terkena penyakit ini. Sedangkan risiko bagi wanita lebih kecil, yaitu sekitar 3%.
Faktor risiko untuk hernia inguinalis adalah:
  • Usia. Risiko terkena hernia akan meningkat seiring bertambahnya usia.
  • Jenis kelamin. Pria lebih rentan terkena penyakit ini.
  • Sering mengangkat beban berat.
  • Obesitas (indeks massa tubuh mengindikasikan angka 30 atau lebih).
  • Menderita konstipasi (sulit atau tidak bisa buang air besar) jangka panjang.
  • Menderita batuk jangka panjang.
Hernia hiatus
Hernia hiatus juga termasuk jenis hernia yang umum terjadi dan dari seluruh kasus hernia, terdapat 10% yang berjenis ini. Tidak semua penderitanya merasakan adanya gejala. Tetapi gejala yang mungkin muncul adalah nyeri ulu hati (rasa sakit atau tidak nyaman pada dada yang biasanya muncul setelah makan).
Hernia insisi
Tiap operasi pasti memiliki risiko. Salah satu risiko komplikasi pada operasi daerah perut adalah hernia insisi. Tetapi risiko terjadinya penyakit ini pada pascaoperasi tergantung pada jenis operasi yang dijalani pasien.
Hernia femoralis
Selain faktor jenis kelamin dan usia, hernia femoralis memiliki faktor risiko yang mirip dengan hernia inguinalis. Risiko wanita untuk terkena penyakit ini juga empat kali lebih tinggi daripada pria. Penyakit ini dapat menyerang wanita dari segala usia. Hernia femoralis adalah jenis hernia yang lebih jarang terjadi dibandingkan hernia inguinalis.
Hernia umbilikus
Jenis hernia ini umum terjadi pada bayi. Tetapi sekitar 90% bayi yang mengalami hernia umbilikus dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan seiring bertambahnya usia mereka.

Bagaimana Cara Memeriksa dan Mengobati Hernia?

Pemeriksaan hernia umumnya menggunakan USG (ultrasonografi). Dalam proses USG, gelombang suara berfrekuensi tinggi akan digunakan untuk menghasilkan gambar dari bagian dalam organ tubuh.
Penyakit melemahnya dinding perut ini sering dianggap sepele karena jarang memiliki gejala. Tetapi hernia juga dapat mengakibatkan gangguan usus atau terhambatnya aliran darah pada jaringan hernia yang terjepit.
Kedua komplikasi di atas adalah kondisi gawat darurat. Anda dianjurkan untuk segera ke rumah sakit jika mengalaminya.Risiko terjadinya komplikasi akibat hernia cenderung berbahaya. Karena itu, dokter umumnya menganjurkan para penderita hernia untuk menjalani operasi.
Tetapi ada juga jenis hernia yang tidak membutuhkan operasi. Misalnya:
  • Hernia umbilikus yang biasanya dapat sembuh sendiri.
  • Hernia hiatus yang kadang-kadang dapat ditangani dengan obat-obatan. Tetapi ada juga hernia hiatus yang membutuhkan operasi.

Proses Operasi

Tidak semua jenis hernia membutuhkan operasi. Ada beberapa faktor yang akan memengaruhi keputusan untuk operasi, yaitu:
  • Isi hernia. Ada hernia yang berisi bagian usus, otot, atau jaringan lain.
  • Gejala yang dialami. Ada hernia yang tidak memiliki gejala dan ada yang menyebabkan rasa sakit.
  • Letak hernia. Hernia femoralis dan hernia yang muncul di daerah selangkangan lebih membutuhkan operasi dibandingkan hernia di daerah perut.
Semua operasi memiliki risiko tertentu. Karena itu, dokter spesialis bedah akan menjelaskan semua manfaat serta risiko dari prosedur operasi yang akan Anda jalani.

Pengertian Batu Empedu

Empedu adalah cairan dalam kantong empedu yang berperan dalam pencernaan lemak. Jika cairan ini mengeras, maka akan terbentuk batu empedu.
Ukuran batu empedu bermacam-macam. Ada yang sekecil butiran pasir dan ada yang sebesar bola pingpong. Jumlah batu yang terbentuk dalam kantong empedu juga bervariasi, misalnya ada orang yang hanya memiliki satu buah batu dan ada yang lebih banyak.
alodokter-batu-empedu

Penyebab Terbentuknya Batu Empedu

Batu empedu diduga terbentuk akibat pengerasan kolesterol yang tertimbun dalam cairan empedu. Hal ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara kolestrol dan senyawa kimia dalam cairan tersebut.
Batu empedu umumnya tidak menyebabkan sakit, jadi tidak membutuhkan penanganan khusus. Tetapi jika batu ini menyumbat saluran kantong empedu, penderita akan mengalami gejala sakit pada bagian kanan perut yang datang secara tiba-tiba atau istilah medisnya kolik bilier.
Berikut adalah faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena batu empedu:
  • Faktor usia. Risiko penyakit batu empedu akan bertambah seiring usia. Penyakit ini umumnya dialami orang yang berusia di atas 40 tahun.
  • Jenis kelamin. Risiko wanita untuk terkena penyakit batu empedu dua kali lebih tinggi dibandingkan risiko pria.
  • Dampak melahirkan. Wanita yang pernah melahirkan memiliki risiko lebih tinggi. Penyebabnya mungkin karena meningkatnya kadar kolesterol akibat perubahan hormon selama masa kehamilan.
  • Pengaruh berat badan. Risiko Anda akan meningkat jika mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

Langkah Pengobatan Untuk Mengatasi Batu Empedu

Keberadaan batu empedu biasanya tidak mengganggu kesehatan. Tetapi jika menyebabkan gejala yang mengganggu atau jika terjadi komplikasi, penyakit ini harus ditangani.
Penanganan untuk batu empedu umumnya dengan operasi pengangkatan kantong empedu. Walau fungsi organ ini penting, tubuh kita tetap bisa bertahan tanpa memilikinya. Tanpa kantong empedu, hati akan tetap mengeluarkan cairan empedu yang membantu dalam pencernaan lemak.
Jenis operasi yang umum direkomendasikan adalah operasi ‘lubang kunci’ atau istilah medisnya kolesistektomi laparoskopik. Jenis operasi ini dianjurkan karena metodenya yang sederhana dengan tingkat risiko komplikasi yang rendah.

Komplikasi Akibat Batu Empedu

Walau sangat jarang terjadi, batu empedu dapat menyebabkan komplikasi pada tubuh. Salah satunya adalah inflamasi kantong empedu (kolelitiasis) dengan gejala:
Pankreatitis akut juga merupakan salah satu risiko yang berbahaya jika batu empedu masuk dan menghambat saluran pankreas. Peradangan pankreas ini akan menyebabkan sakit perutyang akan terus bertambah parah.

Pengertian Batu Ginjal

Batu ginjal merupakan suatu kondisi terbentuknya material keras yang menyerupai batu di dalam ginjal. Material tersebut berasal dari sisa zat-zat limbah di dalam darah yang dipisahkan ginjal yang kemudian mengendap dan mengkristal seiring waktu.
Endapan batu di dalam ginjal bisa disebabkan oleh makanan atau masalah kesehatan lain yang mendasari. Berdasarkan jenis-jenis batu ginjal, kondisi ini dapat dibagi menjadi empat jenis utama, yaitu batu kalsium, batu asam urat, batu struvit, dan batu sistin.
batu ginjal-alodokter

Gejala batu ginjal

Gejala akibat batu ginjal biasanya tidak akan dirasakan penderitanya jika batu tersebut masih berada di dalam ginjal. Gejala juga tidak akan terasa jika batu ginjal berukuran sangat kecil sehingga bisa keluar dari tubuh melalui ureter dengan mudah. Ureter adalah saluran yang menyambungkan ginjal dengan kandung kemih.
Gejala akibat batu ginjal baru bisa terasa jika batu berukuran lebih besar dari diameter saluran ureter. Batu yang besar akan bergesekan dengan lapisan dinding uterer sehingga menyebabkan iritasi dan bahkan luka. Oleh sebab itu, urin kadang bisa mengandung darah. Selain mengiritasi ureter, batu ginjal juga bisa tersangkut di dalam ureter sehingga urin tidak bisa keluar dan menumpuk di ginjal.
Gejala batu ginjal bisa berupa nyeri pada pinggang, perut bagian bawah, dan selangkangan. Selain rasa nyeri, gejala-gejala batu ginjal lainnya bisa berupa muntah-muntah, menggigil dan demam.

Penderita batu ginjal di Indonesia

Batu ginjal merupakan penyakit yang jumlah penderitanya relatif tinggi di Asia, khususnya di Indonesia. Menurut survei yang dilakukan oleh US Census Bureu pada tahun 2004, jumlah penderita batu ginjal di Indonesia diperkirakan mencapai 876.000 orang. Batu ginjal merupakan kondisi yang cukup umum diderita oleh orang-orang yang berusia 30 hingga 60 tahun. Penyakit ini lebih banyak diderita oleh pria dibandingkan wanita.

Diagnosis batu ginjal

Dalam mendiagnosis batu ginjal, pertama-tama dokter akan mencoba menggali keterangan terlebih dahulu dari pasien seputar gejala-gejala yang dialaminya. Biasanya dokter akan menanyakan apakah pasien pernah menderita batu ginjal sebelumnya, memiliki riwayat keluarga berpenyakit sama, atau apakah belakangan pasien sering mengonsumsi makanan atau suplemen yang bisa memicu terbentuknya batu ginjal.
Setelah keterangan lisan tersebut dikumpulkan, dokter akan melakukan sejumlah tes untuk memastikan diagnosisnya jika diperlukan. Tes tersebut bisa berupa tes urin, tes darah, dan pemeriksaan lewat citra gambar seperti intravenous urogram, CT scan, dan X-ray.

Pengobatan batu ginjal

Pengobatan penyakit batu ginjal dibagi menjadi dua berdasarkan ukuran batu ginjalnya. Jika batu ginjal masih tergolong kecil atau sedang, serta masih dapat melewati saluran kemih tanpa harus dilakukan operasi, dokter biasanya akan menyarankan pasien untuk minum air putih saja sesuai takaran yang disarankan. Dengan adanya aliran cairan secara terus-menerus, diharapkan batu ginjal dapat terdorong keluar dengan sendirinya.
Apabila gejala yang dirasakan oleh pasien cukup mengganggu, biasanya dokter cukup meresepkan obat pereda rasa sakit, misalnya parasetamolibuprofen atau kodein.
Penanganan batu ginjal yang dengan operasi sangat jarang dilakukan. Langkah ini biasanya baru akan diterapkan jika batu berukuran lebih besar sehingga menyumbat saluran kemih pasien. Apabila tidak segera ditangani, dikhawatirkan kondisi tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih parah seperti pendarahan atau bahkan kerusakan ginjal.

Pencegahan batu ginjal

Cara mencegah batu ginjal sebenarnya cukup sederhana. Anda hanya perlu minum cukup air putih tiap hari dan membatasi konsumsi makanan, minuman, atau suplemen yang mengandung zat-zat yang berpotensi menyebabkan terbentuknya batu ginjal, seperti oksalat, kalsium, dan protein.


Selain dengan minum cukup air dan membatasi asupan zat-zat tertentu, pencegahan batu ginjal juga bisa dilakukan dengan mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter. Biasanya langkah ini dianjurkan untuk mencegah kambuh bagi mereka yang sebelumnya pernah menderita batu ginjal.
Copyright © 2014 MAKELAR ILMU KESEHATAN